Thursday 31 May 2012

Tersenyum Pahit

Sungguh kejadian yang membuat saya ingin tersenyum masam. 
Sudah berhari-hari, bahkan mulai bulan lalu saya kebingungan mencari tiket untuk pulang kampung lebaran. Tiket kereta api sudah habis, sejak hari-hari pertama pembukaan pemesanan. Kebijakan dari PT. KAI tentang pemesanan tiket yang sudah bisa dilakukan 90 hari (3bulan) sebelum hari H, sungguh membuat saya sedikit frustasi. Kehabisan tiket, sebelum saya tahu kapan pembukaan pemesanan. Beberapa orang memang sudah mengingatkan, kalau ingin pulang lebaran naik kereta api, sudah bisa dipesan 3 bulan sebelumnya. Nah, dari situ saya pikir, karena saya mau pulang sekitaran bulan Agustus, maka saya baru bisa pesan sekitar bulan Juni, kan? Lha ini kok bulan Mei belum beres, tiket untuk bulan Agustus sudah ludes. 
Tercengang saya mendapat kabar dari teman-teman seperjuangan yang ingin pulang kampung. 
Okelah, mungkin memang saya harus naik pesawat.
Hampir setiap hari saya mengecek harga tiket pesawat, dari pesawat yang paling murah, sampai yang kelas eksekutif. Harganya sudah sangat mencekik, sejak awal saya mulai browsing tiket pesawat, beberapa bulan yang lalu. Sedih. 
Sudah berusaha tanya-tanya teman, ada tiket pesawat yang lebih murah atau tidak, dan memang sama. Kurang lebih, aku harus merogoh kocek sangat dalam, untuk kantong seorang PNS muda, yang hidup sendiri di kota metropolitan, dan masih harus membiayai kuliah sendiri. Yaph! Kurang lebih aku harus mengeluarkan 2 juta rupiah untuk pulang pergi.
Sedih, harus bagaimana aku mendapatkan uang segitu. Berhari-hari dipikir juga, enggak ada tuh dateng uang turun dari langit. 
Dan hari ini?
Atasan ku, seorang Ibu paruh baya, bersorak gembira. Wajahnya berseri-seri. 
"Akhirnya udah dapet tiket lebaran, Res. Murah banget. Kamu mau gabung, beli sama teman saya, Res?"
Sontak saya pun ikut gembira mendengarnya. Mendengar kata "tiket murah", sangat menarik di benak saya. 
"boleh bu, berapa memangnya harganya?", tanyaku ikut bersemangat.
"Saya dapat 6juta, Res. Untuk 3 orang pergi-pulang", jawabnya riang gembira.
Dan saya pun berdiri mematung dan menelan ludah.
Bingung harus berkata apa lagi.
Jadi, harga tiket Pergi-Pulang 2 juta rupiah per orang sudah "murah" katanya.
Padahal, butuh waktu beberapa bulan untukku mengumpulkan uang 2 juta rupiah. 

Hmh.
Begitulah jurang di antara kami berdua. 
PNS kelas atas vs PNS muda yang sedang menata hidup di metropolitan.

Dan sekarang. Saya tetap ingin tertawa, tersenyum pahit, dan menelan ludah.
:)

Warm Regards,
RestiPucii

No comments:

Post a Comment