Saturday 31 March 2012

Malam yang Manis bersama Seremanis

Jadi hari ini, Sabtu malam, akhir bulan Maret, aku iseng main ke satu restoran di Jakarta Pusat. Nama restorannya SereManis, yang beralamat lengkap di Jalan Agus Salim No.16 Sabang, Jakarta Pusat.

Untuk awalan, karena emang udah laper, aku pesen satu makanan berat.
Aku pesen "Mie Jawa". 
Begini penampakannya:
Dijamin, abis makan satu porsi Mi Jawa ala Seremanis, langsung ga pengen makan seminggu an kalik. Abis, porsinya segedhe gaban gitu. Untuk rasa nya, emm, pedes, manis, dan ga begitu asin kalo menurutku.
Penyajian pake mangkuk kayu, lengkap dengan cabe dan acar. Enak banget kalo pas hujan deres, makan mi Jawa ini (apalagi pas lagi kelaparan). Kuah yang sedikit pedas karena potongan cabe rawit hijaunya, dan rasa asam dari potongan tomat segar, bikin lidah berasa dimanja. Rasanya agak sedikit hambar, mungkin karena aku emang penggemar garam, jadi agak kurang sedap.
Untuk minuman aku pesan "Sparkling Green Apple", terdiri dari apel yang dipotong dadu kecil, soda, sirup apel dan potongan daun mint. Seru. Itu kesan tegukan pertama. Enak banget deh pokoknya. Segar dan asem. Bikin pengen neguk lagi, lagi, lagi.


Setelah kenyang menghabiskan semangkuk besar mi Jawa, aku memesan dessert (makanan penutup). Penutup yang aku pesan kali ini judulnya "Pancake Indonesia".
Dari nama nya aja aku udah yakin, kalo pancake kali ni bakal beda banget sama pancake yang aku makan biasanya. 
Begini penampakannya:


Lama aku berpikir, seperti apa aku menyebutnya. Dan aku ingat, Pancake Indonesia ini seperti dadar gulung. Dan nampaknya, memang dadar gulung, hanya saja dengan porsi yang lumayan besar. Lapisan luar sama seperti dadar gulung pada umumnya, berwarna kuning dan tipis dengan potongan pisang sebagai isinya. Untuk finishing, susu coklat dan susu kental manis rasa vanilla menghiasi luaran pancake.


 Rasanya puas banget kuliner kali ini. Kenyang sama makanan enak dan minuman yang emang lagi aku idam in. Pas banget kombinasi Pancake Indonesia sama Sparkling Green Apple nya. Ditambah musik yang mendayu-dayu, rasanya kurang puas 3 jam duduk bersantai dan menikmati makanan di Seremanis ini. Selamat Mencoba.
:)

Belajar Bahasa Inggris


WELCOME GREETINGS .
As a new comer in blogging world, I would like to say Hello!
It will be never too late, to say hi, than nothing.

Born.
Well, my fullname is RESTI DIAN RAMADHANI. Absolutely, as my last name (not family name like western people), i was born in Ramadhan month, which come anually. Ramadhan usually comes in the end of the year, but in the year i was born (1989), Ramadhan come faster, which is in April. Some people think, i was born in the last triwulan of a year (October, November, December) like Ramadhan usually come, but they will surprize after knowing that i was born on April. But, this is the fact.
Name.
Rarely, people call me Resti. Most of them call me Pucii.
Why, Pucii?
It sounds weird.
Yeah, I know.
In the age of 23, its not cute anymore to be called like cat, Puci. But everything has their own strory, so does my nickname. This “Pucii” came from my senior-high-school mates. So, I have nine friends, close friends, when i was in senior high school. We decide to have our own nickname, which is different with our real name. I cant remember, who was the founder of “Pucii” as my new nickname at that time, and the reason i could remember is, pucii, has the same meaning with Pus or kitten or cat. So they called me so, because i am cute like kitten. (hahaha). Whatever you think after this, but after that, “Pucii” becomes my brand (emm, i havent found the proper verb to replace ‘brand’).
And ‘Pucii’ follows me faithfully, until now. Till I am an employee, not student anymore.
Whatever you think about that name, I still love it no more than I like Resti as my real name.
Family Life.
So, I am second child in my family, and I am also the first daughter. I have one elder brother who will get married this year (i hope, so that i can marry my lovely boyfriend in the next year) and one lil’ sisters who’s in senior high school. I have the same carier/profession like my dad and my mom have. I am a civiliant, work for government, so are my parents. I live, far from my family. I am in Jakarta, and they are living happily in my hometown, Malang. At the first time, it’s so hard to leave my hometown, leave my family, and build my own life here, in metropolitan city, Jakarta. But destiny says different. I will explain, one by one, member of my family, in another writing. Because, this, is only about me.
Hobbies and Interests
I love singing than anything. Music is my life. I cant stand a whole day, without music and singing. Before i sleep, after i wake up in the morning, music is the first thing ive ever want to do. Turn on the radio and start singing. I like pop, blues, jazz and a lil’ bit classic music. Sometimes, i like listening 80’s songs. Though I cant play any instrument, but I can sing well. I have ever been a vocalist when I was in university. I really miss the moment, when I sing in studio. I really miss the awkward moment, when I forgot the lyric and just sing “naa..naa..naa..”.
I also like traveling. I like to be in another place i haven’t known before.

Not many person can explain about theirself honestly.
But, all above is a lil’ part of me, Resti, for sure. I try to write as my knowledge about myself. Because, maybe, most of people in this world have not known their self well.

Salam kenal..!!! (bahasa inggris nya apa yah?)

:)

Staring Without Smiling



Somebody took a candid picture of me. Nice. I hate smiling in front of camera. I don't have camera face. 
I like those picture. I like being captured, without looking at the camera and try to give a fake smile. :)
But, it will be different when I am in a room, when there is no people around me, and I capture myself by my own hand. :D

Here's my another candid picture:


ONE
 TWO

Kebonsirih Has It's Own Sunrise



Taken by my camera phone. I forget, when I took that picture. I just found that pict on my blackberry. Kebonsirih's behind my office. It is a one way, short street near my office and boarding house. When I go to my office by foot, I saw those amazing sunrise. It was not a good picture, cause i am not a professional photographer, but there was an invisible message from those beautiful sunrise.
I love sunrise, anyway. So does the sunset. They are so amazing. Always amazing.
Sunrise is like a morning spirit. A whole life, start from sunrise. Even you have had your plan for tomorrow, but if the sunrise does not come, you cant do anything. So, always be grateful for sunrise's coming.
Be like sunrise, which speak nothing but means everything
 Have a wonderful days, reader..
:)

Friday 16 March 2012

Lebah Kecil dan Laba-laba



Barusan aja aku ngalamin dilematis kecil, dimana aku melihat lebah kecil yang tersangkut jaring laba-laba. Sekuat tenaga si lebah kecil mengepak-ngepak sayap kecil nya demi membebaskan diri. Di sisi lain, sang laba-laba berkaki kurus perlahan menghampiri nya. Ingin hati aku menolong si lebah, tapi sisi lain hati ku juga berkata, “emang kamu tau, laba-laba itu udah makan apa belum, ato mungkin, uda berapa lama dia tidak makan?”
Lanjut aku berpikir dan hanya memperhatikan dengan seksama apa yang mereka berdua lakukan. Si lebah kecil yang belum mau menyerah, demi bebas dari jebakan, dan laba-laba yang siap memangsa.
Sampai akhirnya laba-laba berada pada jarak yang sudah sangat dekat dengan lebah kecil. Salah satu kaki laba-laba tersebut sudah semacam menarik-narik badan lebah kecil, tetapi lebah kecil tidak berhenti menggerak-gerakkan sayap mungilnya, dengan suara yang sangat berisik. Entah itu permintaan tolong si lebah kecil, atau malah si lebah kecil yang sedang mengancam laba-laba?
Aku tidak tau pasti.
Lama mereka tarik-menarik, aku pun tidak sedikitpun melepaskan pandangan.
Padahal aku hanya tinggal mengambil galah atau gagang sapu untuk melepaskan lebah kecil, tapi akan beresiko merusak sarang laba-laba.
Hmmm, aku pun dilanda perang batin dikarenakan mereka berdua.
Tidak tega aku melihat pertarungan kecil itu, aku memutuskan untuk meninggalkan mereka dan masuk kamar.
Beberapa menit kemudian aku berniat mandi, dan ingin mengetahui hasil akhir pertarungan kecil itu.
Dan, apa yang aku lihat, Subhanallah, lebah kecil nampaknya berhasil melarikan diri. Dia sudah terbang mengitari lampu kamar mandi (setiap pagi, sekumpulan lebah kecil selalu mengerumuni lampu kamar mandi, entah apa yang mereka lakukan dan cari).
Aku tidak bisa menggambarkan dengan yakin, apa yang dirasakan sang laba-laba saat itu.
Mungkin menahan lapar dengan sedikit penyesalan karena tidak bisa menaklukkan lebah kecil (ini versiku).
Tapi dengan bangga aku melihat lebah kecil terbang dan tampak menari2 mengitari lampu, tanpa ada rasa takut akan tersangkut jebakan yang sama.
J Selamat ya lebah kecil. Mungkin ini bukan takdirmu untuk menjadi mangsa laba-laba.

Dari kejadian ini, aku sedikit berpikir. Inilah hidup. Ada pemangsa dan ada mangsa. Tidak menutup kemungkinan, ini juga terjadi di kehidupan manusia. Mereka yang berkuasa cenderung menjadi pemangsa. Kadang kita tidak bisa berbuat apa-apa saat melihat tragedi pemangsaan oleh manusia terhadap manusia lainnya (bukan dalam arti memangsa yang sesungguhnya). Karena kita sesungguhnya tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Dan apa yang melatarbelakangi kejadian tersebut. Yang kita perlu yakin, adalah semua nya sudah diatur sedemikian rupa, oleh tangan-tangan hebat yang tak terlihat. Dan apapun hasil akhir yang diberikan olehNya, pastilah yang terbaik bagi siapapun dan apapun, tidak terkecuali laba-laba dan lebah kecil.

(belum sempat meng upload foto lebah kecil dan laba-laba)

Enjoy your life..!

Wednesday 14 March 2012

Belum tahu..

Belum tahu mau menulis apa
Belum tahu juga, ini blog ke berapa yang aku bikin gara selalu lupa password dan user id nya
:)