Wednesday 30 May 2012

Bedroom-mate of Mine


Iseng membuka gudang yang isinya foto-foto di laptop, dan aku menemukan ini. Iseng (lagi) aku edit sedikit-sedikit, biar lebih 'nyeni', maksudnya. Hehehehe.


So, there we go! She's my roomate, bedroom-mate specially. 
Dia, teman sekamar ku. Jadi ini kali pertama aku hidup jauh dari orang tua, dan terpaksa tinggal di kos-kos an untuk mempermudah akses menuju kantor. Dengannya lah aku menghabiskan malam-malam ku di Jakarta.


Awal sekali, sering orang-orang di sekitarku, entah itu keluarga maupun orang kantor sampai atasan di kantor pun ikut menasehatiku ini itu, mengingatkanku ini itu, tentang mencari tempat kos, tentang bagaimana cara berteman, tentang bebasnya kehidupan di Jakarta, terlebih saat kita hidup sendiri. Tapi disini, aku akan sedikit menceritakan temanku ini. Bukan bagaimana tempat kos ku, bukan tentang pergaulan bebas di Jakarta, bukan juga bagaimana sampai aku menemukan tempat kos ini.


Well, her name's Sri Rahayu. I call her Mbak Sri, dengan logat Jawa ku yang menempel erat di kata "mbak" nya. Mbak Sri orang Bandung, asli Bandung (kayaknya) (loh?). Tapi setiap ditanya, "orang Sunda"? Dia pasti menjawab, "orang Jawa". How could? Usut punya usut, orang tua nya orang Jawa tulen. Waktu diajak ngomong bahasa Jawa nyambung, tapi ga jarang juga aku dibuat pusing, kalau dia sudah berbicara dengan satu teman kos ku lainnya yang notabene orang Sunda asli (Mbak Winda). Mereka sering sekali berbicara dengan bahasa Sunda, sangat cepat, antusias, dan aku? Pusing. Sama sekali tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Sungguh hebat memang mbak Sri yang satu ini.


Mbak Sri berumur setahun lebih tua daripada ku. Tapi apa yang kami bicarakan selalu nyambung. Apa yang kami rasakan juga sering sama. Perbedaan umur yang hanya setahun, aku pikir sih enggak begitu berpengaruh ya, dalam hal topik pembicaraan sampe selera cowok (hehehe).
Mbak Sri, aku, pun suka sekali dengan musik. Kamar kami, tidak pernah sepi dari musik. Sangat, sangat, sangat bersyukur, aku mempunyai teman sekamar yang sama-sama suka musik. Intinya, tidak akan ada yang merasa terganggu lah ya, kalo setiap saat, setiap waktu, musik dan suara-suara sumbang memenuhi kamar kami. 
:)


Kepribadian mbak Sri lainnya yaitu, heboh dan reaktif. Seneng banget ngeliat ekspresinya, kalo dapet berita baru atau gosip baru. Apapun ditanggapinya dengan bersemangat. Lelucon yang kadang tidak lucu pun, bisa membuatnya tertawa terbahak-bahak. 
Dibalik keceriaan dan kehebohannya, aku pikir, ada satu sisi dia bisa menjadi sangat sensitif. Pernah suatu saat, kami menonton film di kamar. Film ini memang dari awal penayangannya sudah memberi efek sedih sampai penghujung film. Aku hanya bisa bermuka masam, saat melihat ending film itu. Dan mbak Sri? Yap! Doi menangis sejadi-jadinya. Susah menggambarkan suasana saat itu, melihatnya menangis, aku ingin tertawa dalam hati, tapi akhirnya aku tertawa juga melihatnya menangis. Sambil mengusap air matanya, dia pun ikut tertawa. " Iya nih, aku selalu nangis kalo liat film yang sedih-sedih", gitu katanya. Hahaha.


Hampir setiap malam, sebelum tidur, kami selalu mengobrolkan satu topik ringan tertentu. Entah itu hubungan kami dengan pacar masing-masing, atau bercerita tentang pengalaman lucu, tentang keluarga, tentang segala hal deh pokoknya.
Akan menjadi saat-saat yang sangat kurindukan suatu saat nanti, saat-saat kita heboh gara-gara lebah di kamar mandi, saat ber-masker bersama, saat BT gara-gara kucing ibu kos yang suka pup di depan kamar kita, saat kita nyemil kwaci sambil ngobrol, saat menghabiskan keripik maicih sampai perut mulas dan bibir dower pun tidak akan berhenti kalo si keripik belum habis, saat kita sama-sama terbangun tengah malam karena kegerahan, saat kita merombak isi kamar, angkat ini kesana, angkat itu kesitu, dan sangat amat masih banyak lagi hal-hal yang sudah kita lalui bersama. 
:)


Aku merasa sangat beruntung mempunyai teman sekamar, semacam mbak Sri ini. Bahkan saat weekend saat dia harus pulang ke Bandung, aku selalu merasa sedih dan kesepian. Hehehe.
Rasanya kamar ini, Mbak Sri, dan aku sudah menjadi satu kesatuan, setidaknya bagiku. :)
Semoga semakin ke depan, kita semakin akur ya mbak. Semakin bisa mengisi, memahami, dan mendukung satu sama lain (udah kayak orang pacaran aja!). 


Warm Regards,
RestiPucii

2 comments:

  1. Ya ampun resti puchi aku baru baca postinganmu yang ini, huwaa terharu sekali, aku ampe nangis, danbelum ketemu sama dira aja gitu, salam buat keluarga ya, peluk cium buat dede dira*kiss kiss

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha... bagian mana yang bikin terharu coba? perasaan postingannya kocak.. hehehe... iyaniiih.. aku udah pindah kontrakan... sinii main ke cibitung..
      Kiss balik dari simbum yaaa...
      :D

      Delete