Monday 28 May 2012

Sedekah dan Pahala?

Setiap langkah yang kita pijakkan di muka bumi ini, memiliki makna sendiri untuk dipelajari. Setiap nafas yang kita hirup dan hembuskan, punya arti tertentu untuk mejadi suatu pembelajaran. Itu semua bisa kita pahami, jika kita mau.
Hari ni saya ingin membagi sedikit pelajaran yang baru saya dapat. Bukan matematika, bukan juga fisika. Tapi pelajaran tentang memaknai hidup, agar hidup kita lebih bermanfaat bagi makhluk-makhluk di sekitar kita.
Tentang memberi. Kata memberi kadang bermakna sempit di mataku. Memberi artinya mengurangi apa yang kita miliki untuk dimiliki orang lain. 
Tahukah kamu, apa yang kita miliki?
Pada hakikatnya, kita ini tidak memiliki apa-apa. Kita ini bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Apa-apa yang (kelihatannya) kita miliki, sebenarnya bukan milik kita (kalau kita mau memahami). 

Sering kali saya melihat iklan-iklan, tawaran-tawaran untuk bersedekah, untuk beramal, berzakat dan lain-lain. Mereka dengan gamblang nya, menjanjikan bagi kita-kita yang senantiasa beramal dan bersedekah melalui 'jasa' nya, akan diberi pahala oleh Allah SWT. Yang paling membuat saya tidak nyaman dan risih adalah, janji-janji Tuhan yang ditekankan, agar kita mau bersedekah. Kalo kamu bersedekah kamu akan dapat ini berkali-kali lipat, kalo kamu beramal kamu akan masuk ini, kalo kamu beramal akan ini itu, sungguh, saya tidak suka pernyataan-pernyataan macam itu.
Kenapa sih, orang agar mau bersedekah harus di iming-iming dulu? Di iming-iming pahala, kelipatan harta nantinya, dan lain-lain, dan lain-lain. 
Kenapa sih, kalo mau sedekah ya sedekah aja. Kalo mau sedekah aja mikir, apa yang kita bisa peroleh setelah sedekah, apa itu bukan perhitungan namanya? 
Tuhan aja ga pernah perhitungan sama kita. Kalopun mau ngitung nikmat yang Tuhan kasih ke kita, mungkin bakal ngabisin seumur hidup baru keitung totalnya. 
Marilah, kita semua, terutama saya sendiri, mulai melihat kembali niat kita bersedekah. Tidak, sama sekali tidak dilarang, jika kita bersedekah berdasarkan niat ini itu, untuk hajat ini itu, tapi, akankah lebih (nampak) ikhlasnya, saat kita memberi tanpa mengharap apa yang akan kita dapatkan di kemudian hari. Biarlah Tuhan dengan segala KuasaNya yang mengatur. Kita hanya ditugasin berbagi dan menjadi berguna koq, ngapain capek-capek ngitung pahala. 


Warm Regards,
RestiPucii

No comments:

Post a Comment