Thursday 31 May 2012

Kunjungan ke Kemenkeu

Kemarin, tepatnya hari Kamis tanggal 31 Mei 2012 saya mendapat perintah dari ibu atasan saya untuk mewakili Sosialisasi di Kementerian Keuangan. Sosialisasi dilakukan oleh Dirjen Anggaran (DJA), membahas tentang Aplikasi Monev (Monitoring Evaluasi).
Notabene, kementerian/lembaga yang diundang adalah kementerian/lembaga yang belum mengisi dan menyerahkan Laporan Monev. 
Awalnya saya pikir, hanya beberapa gelintir lembaga/kementerian saja yang menghadiri. Ternyata di Gedung Darmaphala Kementerian Keuangan yang berkapasitas kurang lebih 500 orang (mungkin) ini, terisi penuh. Masuk aula, sedikit tercengang melihat ruangan seluas itu, dengan dekorasi serba merah, karpet merah, meja makan prasmanan, kursi-kursi berjajar rapi dan bagus, tembok dengan wallpaper kuning berpadu dengan karpet merah dilengkapi lampu kuning yang redup, menambah keistimewaan gedung ini. 
Agak kagok, saya yang pertama kali menginjakkan kaki di Kementerian yang saya idam-idamkan ini, memasuki Aula, tempat Sosialisasi dilaksanakan. Saya masuk dan ternyata acara sudah dimulai, dan bangku sudah terisi penuh. Tinggal 1 baris di deretan terdepan. Saya dan rekan saya, mau tidak mau duduk paling depan. 
Sempet minder juga sih, ngeliat tamu-tamu yang datang kan minimal eselon III, nah saya? PNS baru masuk kemarin sore, udah berani-berani nya Sosialisasi bareng eselon-eselon. Mereka yang datang, mayoritas membawa minimal laptop, enggak sedikit juga yang membawa I-Pad. Memang, di undangan disarankan untuk membawa laptop dan modem, tapi karena undangan datang mendadak, dan perintah pun mendadak, saya dan rekan saya tidak mempersiapkan apa-apa. Laptop seadanya dibawa, modem pun tak ada. Modal nekat ini ceritanya. 
Tapi karena keingintahuan saya yang bertumpuk-tumpuk, tidak meredupkan sedikitpun semangat yang sedang berapi-api. 
Kementerian Keuangan adalah salah satu nya Kementerian yang disana aku ingin mengabdikan diriku, sebenarnya, disamping BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Tapi apa daya, nyangkutnya di Lembaga ini, pun aku harus tetap optimal dalam mengabdikan diri. 
:)
Sosialisasi berlangsung kurang lebih 2,5 jam. Lancar. Pembicara sangat profesional dibidangnya, operator pun saya rasa, sangat handal dalam memainkan kursornya. Aplikasi yang dijelaskan cukup mudah dipahami, setidaknya bagiku. Walaupun nantinya saya tidak terjun langsung dalam mengerjakan aplikasi itu, tapi keingintahuan saya sedikit terpuaskan. 
:)


Rasanya sangat senang bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang menambah pengetahuan dan pengalaman semacam itu. Senang juga menemui orang-orang baru. Senang juga mengunjungi tempat baru. 
Pengen deh, suatu saat kerja disana. Mengabdikan diriku untuk bangsa ini. 
Menjadi manusia yang memberi perubahan ke arah yang lebih baik. Menjadi manusia yang bisa bermanfaat untuk manusia lainnya. Sedikit harapan pun aku titipkan di tempat itu, sedikit cita-cita aku panjatkan pada Tuhan dengan segala kuasaNya, semoga aku mendapat restuNya.


:)


Warm Regards,
RestiPucii

Tersenyum Pahit

Sungguh kejadian yang membuat saya ingin tersenyum masam. 
Sudah berhari-hari, bahkan mulai bulan lalu saya kebingungan mencari tiket untuk pulang kampung lebaran. Tiket kereta api sudah habis, sejak hari-hari pertama pembukaan pemesanan. Kebijakan dari PT. KAI tentang pemesanan tiket yang sudah bisa dilakukan 90 hari (3bulan) sebelum hari H, sungguh membuat saya sedikit frustasi. Kehabisan tiket, sebelum saya tahu kapan pembukaan pemesanan. Beberapa orang memang sudah mengingatkan, kalau ingin pulang lebaran naik kereta api, sudah bisa dipesan 3 bulan sebelumnya. Nah, dari situ saya pikir, karena saya mau pulang sekitaran bulan Agustus, maka saya baru bisa pesan sekitar bulan Juni, kan? Lha ini kok bulan Mei belum beres, tiket untuk bulan Agustus sudah ludes. 
Tercengang saya mendapat kabar dari teman-teman seperjuangan yang ingin pulang kampung. 
Okelah, mungkin memang saya harus naik pesawat.
Hampir setiap hari saya mengecek harga tiket pesawat, dari pesawat yang paling murah, sampai yang kelas eksekutif. Harganya sudah sangat mencekik, sejak awal saya mulai browsing tiket pesawat, beberapa bulan yang lalu. Sedih. 
Sudah berusaha tanya-tanya teman, ada tiket pesawat yang lebih murah atau tidak, dan memang sama. Kurang lebih, aku harus merogoh kocek sangat dalam, untuk kantong seorang PNS muda, yang hidup sendiri di kota metropolitan, dan masih harus membiayai kuliah sendiri. Yaph! Kurang lebih aku harus mengeluarkan 2 juta rupiah untuk pulang pergi.
Sedih, harus bagaimana aku mendapatkan uang segitu. Berhari-hari dipikir juga, enggak ada tuh dateng uang turun dari langit. 
Dan hari ini?
Atasan ku, seorang Ibu paruh baya, bersorak gembira. Wajahnya berseri-seri. 
"Akhirnya udah dapet tiket lebaran, Res. Murah banget. Kamu mau gabung, beli sama teman saya, Res?"
Sontak saya pun ikut gembira mendengarnya. Mendengar kata "tiket murah", sangat menarik di benak saya. 
"boleh bu, berapa memangnya harganya?", tanyaku ikut bersemangat.
"Saya dapat 6juta, Res. Untuk 3 orang pergi-pulang", jawabnya riang gembira.
Dan saya pun berdiri mematung dan menelan ludah.
Bingung harus berkata apa lagi.
Jadi, harga tiket Pergi-Pulang 2 juta rupiah per orang sudah "murah" katanya.
Padahal, butuh waktu beberapa bulan untukku mengumpulkan uang 2 juta rupiah. 

Hmh.
Begitulah jurang di antara kami berdua. 
PNS kelas atas vs PNS muda yang sedang menata hidup di metropolitan.

Dan sekarang. Saya tetap ingin tertawa, tersenyum pahit, dan menelan ludah.
:)

Warm Regards,
RestiPucii

Wednesday 30 May 2012

Kalau kamu jadi aku?

Kalau kamu jadi aku, menurutmu apa yang akan kamu lakukan?


Saat kamu mendengar dan melihat dengan jelas, salah satu teman mu diperolok orang lain, dan kamu tidak bisa berkata apa-apa karena kamu seorang bawahan yang benar-benar bawahan?


Saat kamu hanya melakukan perintah atasanmu, dan semua orang menyoroti mu sebagai 'tersangka' atas segala kesalahan dan keporak poranda an sistem?


Saat kamu seorang bawahan, dan semua orang membenci atasanmu, sedangkan yang kamu tau, atasanmu adalah yang terbaik di antara semua?


Saat kamu seorang bawahan, dan semua orang menggunjing atasanmu di depanmu, membencimu sebagaimana mereka membenci atasanmu, memperlakukanmu seakan kamu seperti atasanmu yang mereka benci?


Saat ini, aku sedang tidak ingin menjadi diriku.
Sungguh.
Baru saja beban yang lalu terasa sedikit terangkat, dan beban yang lain sudah ditimpakan.
Semua permasalahan bukan tidak ada penyelesaiannya.
Hanya dibutuhkan waktu dan kesabaran.
Hanya itu yang bisa menghiburku saat ini.
Aku tidak ingin, suatu saat nanti aku meledakkan sesuatu yang (mungkin) akan merugikan diriku di kemudian hari.
Yang aku sadari, semakin hari, kecaman, tuntutan, tekanan, semakin bertambah.


Tuhan, beri aku kekuatan dan kesabaran.
Sungguh.
Aku benar-benar membutuhkannya saat ini.




Warm Regards,
RestiPucii

Kartini Day In The Age of...

(ngakak=LOL) (!)... a cute picture of mine. 
After finishing one writing, just want to search for another picture, and I found this! Very excited, when I see this. The picture of mine, when I was,umm, I forget (really), how old myself at that time. As I remember, those picture taken in kindergarten of mine. So, I was in the age of approximately 5th (maybe). 
That was the biggest eyes I've ever seen. I realize, that sometimes it looks weird, but I can't  disaffirm that sometimes peoples said that they like my wide eyes. 


So, those picture taken when I attended one event in my kindergarten. The event's called "Kartini Day" and usually held on 21th April, and always celebrated annually. There was one policy at that school, that is, in every Kartini Day, all student must wear one kind of Indonesian's culture costume. And, on that picture I wear(ed) one kind of Indonesian's culture costume of Sulawesi named 'baju bodo'. Baju Bodo was one of the oldest clothing in the world. But, unfortunately, the photographer did not take the 'full body' picture of mine. So that, I can remember enough how was the skirt called 'sarung'.
The reason why I wear(ed) those kind of costume was, because I was not a kind of calm girl at that time. I was very careless, and my mom very worried, if I wear(ed) a kind of "kebaya" with a very tight skirt called "jarit", I could not walk normally. Hahahaha
My lovely mom is the best of mine. :)


When I see my lips, (hahahaha) I could not hold my laugh. It was very thick, full of lipstick, and I remember that I was not in the good mood at that time. Because, until now, in the age of 23, I still hate coloring my lips with any lip gloss, lipstick, etc.
It was very uncomfortable. Yes! 


Hmm...
Feel like, my life being refreshed. When I see this picture for the first time after a long long time a go. I feel younger. And my memory goes back. Remembering the moment when I was very careless, I totally laugh everytime, also could cry at the same time. :)
Yes, I like when I was a child. 




Warm Regards,
RestiPucii

Bedroom-mate of Mine


Iseng membuka gudang yang isinya foto-foto di laptop, dan aku menemukan ini. Iseng (lagi) aku edit sedikit-sedikit, biar lebih 'nyeni', maksudnya. Hehehehe.


So, there we go! She's my roomate, bedroom-mate specially. 
Dia, teman sekamar ku. Jadi ini kali pertama aku hidup jauh dari orang tua, dan terpaksa tinggal di kos-kos an untuk mempermudah akses menuju kantor. Dengannya lah aku menghabiskan malam-malam ku di Jakarta.


Awal sekali, sering orang-orang di sekitarku, entah itu keluarga maupun orang kantor sampai atasan di kantor pun ikut menasehatiku ini itu, mengingatkanku ini itu, tentang mencari tempat kos, tentang bagaimana cara berteman, tentang bebasnya kehidupan di Jakarta, terlebih saat kita hidup sendiri. Tapi disini, aku akan sedikit menceritakan temanku ini. Bukan bagaimana tempat kos ku, bukan tentang pergaulan bebas di Jakarta, bukan juga bagaimana sampai aku menemukan tempat kos ini.


Well, her name's Sri Rahayu. I call her Mbak Sri, dengan logat Jawa ku yang menempel erat di kata "mbak" nya. Mbak Sri orang Bandung, asli Bandung (kayaknya) (loh?). Tapi setiap ditanya, "orang Sunda"? Dia pasti menjawab, "orang Jawa". How could? Usut punya usut, orang tua nya orang Jawa tulen. Waktu diajak ngomong bahasa Jawa nyambung, tapi ga jarang juga aku dibuat pusing, kalau dia sudah berbicara dengan satu teman kos ku lainnya yang notabene orang Sunda asli (Mbak Winda). Mereka sering sekali berbicara dengan bahasa Sunda, sangat cepat, antusias, dan aku? Pusing. Sama sekali tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Sungguh hebat memang mbak Sri yang satu ini.


Mbak Sri berumur setahun lebih tua daripada ku. Tapi apa yang kami bicarakan selalu nyambung. Apa yang kami rasakan juga sering sama. Perbedaan umur yang hanya setahun, aku pikir sih enggak begitu berpengaruh ya, dalam hal topik pembicaraan sampe selera cowok (hehehe).
Mbak Sri, aku, pun suka sekali dengan musik. Kamar kami, tidak pernah sepi dari musik. Sangat, sangat, sangat bersyukur, aku mempunyai teman sekamar yang sama-sama suka musik. Intinya, tidak akan ada yang merasa terganggu lah ya, kalo setiap saat, setiap waktu, musik dan suara-suara sumbang memenuhi kamar kami. 
:)


Kepribadian mbak Sri lainnya yaitu, heboh dan reaktif. Seneng banget ngeliat ekspresinya, kalo dapet berita baru atau gosip baru. Apapun ditanggapinya dengan bersemangat. Lelucon yang kadang tidak lucu pun, bisa membuatnya tertawa terbahak-bahak. 
Dibalik keceriaan dan kehebohannya, aku pikir, ada satu sisi dia bisa menjadi sangat sensitif. Pernah suatu saat, kami menonton film di kamar. Film ini memang dari awal penayangannya sudah memberi efek sedih sampai penghujung film. Aku hanya bisa bermuka masam, saat melihat ending film itu. Dan mbak Sri? Yap! Doi menangis sejadi-jadinya. Susah menggambarkan suasana saat itu, melihatnya menangis, aku ingin tertawa dalam hati, tapi akhirnya aku tertawa juga melihatnya menangis. Sambil mengusap air matanya, dia pun ikut tertawa. " Iya nih, aku selalu nangis kalo liat film yang sedih-sedih", gitu katanya. Hahaha.


Hampir setiap malam, sebelum tidur, kami selalu mengobrolkan satu topik ringan tertentu. Entah itu hubungan kami dengan pacar masing-masing, atau bercerita tentang pengalaman lucu, tentang keluarga, tentang segala hal deh pokoknya.
Akan menjadi saat-saat yang sangat kurindukan suatu saat nanti, saat-saat kita heboh gara-gara lebah di kamar mandi, saat ber-masker bersama, saat BT gara-gara kucing ibu kos yang suka pup di depan kamar kita, saat kita nyemil kwaci sambil ngobrol, saat menghabiskan keripik maicih sampai perut mulas dan bibir dower pun tidak akan berhenti kalo si keripik belum habis, saat kita sama-sama terbangun tengah malam karena kegerahan, saat kita merombak isi kamar, angkat ini kesana, angkat itu kesitu, dan sangat amat masih banyak lagi hal-hal yang sudah kita lalui bersama. 
:)


Aku merasa sangat beruntung mempunyai teman sekamar, semacam mbak Sri ini. Bahkan saat weekend saat dia harus pulang ke Bandung, aku selalu merasa sedih dan kesepian. Hehehe.
Rasanya kamar ini, Mbak Sri, dan aku sudah menjadi satu kesatuan, setidaknya bagiku. :)
Semoga semakin ke depan, kita semakin akur ya mbak. Semakin bisa mengisi, memahami, dan mendukung satu sama lain (udah kayak orang pacaran aja!). 


Warm Regards,
RestiPucii

Tuesday 29 May 2012

Pesona Pantai Ayah



Pantai Ayah, salah satu pantai kecil di daerah Jawa Tengah, Indonesia. Pantai Ayah, juga sering dikenal dengan sebutan Pantai Logending. Terletak di Gombong Selatan, Kabupaten Kebumen. 
Ini kali pertama saya menginjakkan kaki di tempat wisata ini, Pantai Logending. Tidak ada yang tahu pasti, bagaimana bisa disebut pantai Ayah. Pun, dengan beberapa warga sekitar yang masih sangat kental logat Jawa nya.


Pantai Ayah, menjadi sumber penghasilan bagi beberapa warga dan nelayan setempat. Beberapa warga menyewakan perahu mesin, bermuatan kurang lebih 30 orang. Jasa yang ditawarkan yaitu berputar mengelilingi laut, menggunakan perahu mesin. Eh, jika kita mau, pemilik perahu bisa membawa kita ke pasar ikan. Disana, dijual berbagai macam ikan, dalam kondisi segar, harga murah, dan sekaligus, jika kita ingin dimasakin sekalian ikannya juga bisa. Seperti pengalaman saya beberapa bulan lalu, yang mengunjungi Pantai Ayah sekaligus pasar ikannya. Saya dan teman-teman membeli 2kg udang ukuran besar dan 2kg cumi-cumi ukuran sedang, sekaligus meminta Ibu-ibu disana untuk memasaknya. 
Hasilnya, voilla....
Luar biasa enak! Kebetulan saya meminta udang dimasak dengan bumbu rica-rica.
Rasanya ga kalah sama udang barbeque di restoran mahal di Jakarta. 
Harga udangnya sudah sangat murah, jasa memasakpun hanya dihargai kurang lebih Rp 30.000,-.
Sungguh perpaduan yang sangat istimewa.
Begini penampakan pasar ikannya yang masih sangat tradisional...
Semangat para penjual tak kalah dengan salesman, salesgirl yang ada di mall-mall loh..
Tawar menawar harga sangat dianjurkan di pasar ini. Dijamin ga kecewa, sama harga dan rasa yang ditawarkan. Selayaknya pasar tradisional lah, masih beralaskan tanah, becek, dan bau amis khas ikan laut disana-sini. Tapi, dibalik itu semua, saya terutama, sangat puas dengan kunjungan kali ini ke Pantai ayah.

Suatu hari nanti, kalau diberi kesempatan ke Pantai Ayah sekali lagi, saya ingin menjelajah dua pegunungan yang mengapit pantai ini. 
Semoga saat saya mampir kesana lagi, pantai ini masih asri dengan segala keasliannya..

Such a wonderful land...

Warm Regards,
RestiPucii

Monday 28 May 2012

Sedekah dan Pahala?

Setiap langkah yang kita pijakkan di muka bumi ini, memiliki makna sendiri untuk dipelajari. Setiap nafas yang kita hirup dan hembuskan, punya arti tertentu untuk mejadi suatu pembelajaran. Itu semua bisa kita pahami, jika kita mau.
Hari ni saya ingin membagi sedikit pelajaran yang baru saya dapat. Bukan matematika, bukan juga fisika. Tapi pelajaran tentang memaknai hidup, agar hidup kita lebih bermanfaat bagi makhluk-makhluk di sekitar kita.
Tentang memberi. Kata memberi kadang bermakna sempit di mataku. Memberi artinya mengurangi apa yang kita miliki untuk dimiliki orang lain. 
Tahukah kamu, apa yang kita miliki?
Pada hakikatnya, kita ini tidak memiliki apa-apa. Kita ini bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Apa-apa yang (kelihatannya) kita miliki, sebenarnya bukan milik kita (kalau kita mau memahami). 

Sering kali saya melihat iklan-iklan, tawaran-tawaran untuk bersedekah, untuk beramal, berzakat dan lain-lain. Mereka dengan gamblang nya, menjanjikan bagi kita-kita yang senantiasa beramal dan bersedekah melalui 'jasa' nya, akan diberi pahala oleh Allah SWT. Yang paling membuat saya tidak nyaman dan risih adalah, janji-janji Tuhan yang ditekankan, agar kita mau bersedekah. Kalo kamu bersedekah kamu akan dapat ini berkali-kali lipat, kalo kamu beramal kamu akan masuk ini, kalo kamu beramal akan ini itu, sungguh, saya tidak suka pernyataan-pernyataan macam itu.
Kenapa sih, orang agar mau bersedekah harus di iming-iming dulu? Di iming-iming pahala, kelipatan harta nantinya, dan lain-lain, dan lain-lain. 
Kenapa sih, kalo mau sedekah ya sedekah aja. Kalo mau sedekah aja mikir, apa yang kita bisa peroleh setelah sedekah, apa itu bukan perhitungan namanya? 
Tuhan aja ga pernah perhitungan sama kita. Kalopun mau ngitung nikmat yang Tuhan kasih ke kita, mungkin bakal ngabisin seumur hidup baru keitung totalnya. 
Marilah, kita semua, terutama saya sendiri, mulai melihat kembali niat kita bersedekah. Tidak, sama sekali tidak dilarang, jika kita bersedekah berdasarkan niat ini itu, untuk hajat ini itu, tapi, akankah lebih (nampak) ikhlasnya, saat kita memberi tanpa mengharap apa yang akan kita dapatkan di kemudian hari. Biarlah Tuhan dengan segala KuasaNya yang mengatur. Kita hanya ditugasin berbagi dan menjadi berguna koq, ngapain capek-capek ngitung pahala. 


Warm Regards,
RestiPucii

"Karena lebih membahagiakan, saat kita ikut berbahagia atas kebahagiaan orang lain"

Such a Big Fly, I've Ever Seen

Those picture, I took by my camera phone. Such a big and rare fly. :(


I don't really know, what kind of fly it was. It's the biggest fly, I've ever seen. It has two big and red eyes. Since some days a go, approximately 3 days a go, in my office, especially in my room, there were so many flies like that. It flew around me and all my friend in that room. I didn't know what happened it was. As I know, my room is always clean and have a good fragrant. Because there is no wet garbage inside my room, I also put room refresher there.  
Hmm... Such disturbing, and made me loose focus, any time it flew in front of my computer. 


Do you ever think that those kind of insect's very disgusting? It flies around the garbage, perch in garbage and then attack your food. In people's mind, fly has a very bad image. It's categorized into a kind of insect that bring disease into human's life. 
But, don't you know that those kind of insect has a useful and unique distinction or idiosyncrasy. There was one hadist about fly :
Rasulullah SAW bersabda, " Apabila seekor lalat masuk ke dalam minuman salah seorang kalian, maka celupkanlah ia, kemudian angkat dan buanglah lalatnya sebab pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya ada obatnya" (HR. Bukhari, Ibn Majah dan Ahmad)
So, that's the truth about fly. There're so many research about wings of fly. So, there're many diseases/poisons in one of their wing, and the medicine/antidote in another wing.
Subhanallah. So don't we judge only the bad things about fly, but we should remember that everything Allah has created, no one/ nothing useless. They have their own benefit beside their weakness. 
Hope this simple article could be useful.


Be thankful always, in order to make our life richer...


Warm Regards,
RestiPucii

Thursday 24 May 2012

Seberapa berat bebanmu?

Karena Tuhan tidak akan memberikan cobaan lebih dari kemampuan manusia.
Terjawab sudah, misteri keTuhanan yang satu itu. Lebih dari ribuan kali aku meragukan kemampuan dan kekuatan diri sendiri. Lebih dari ratusan kali,aku dibuat jatuh untuk kemudian bangkit dan menjadi lebih kuat. Dan ratusan ribu kali, aku tidak menyadarinya.
Tuhan, dengan segala kuasaNya, membuatku tidak mampu berkata apa-apa dalam menghadapi setiap cobaan yang Dia berikan.
Seperti cobaan yang baru-baru ini aku hadapi.

Mungkin, tidak semua orang akan menganggap apa yang aku alami ini sebagai cobaan. Entah aku yang terlalu pesimis, berpikir naif, atau apalah sehingga, aku pernah merasakan nya begitu berat di awal sampai aku hampir bisa melaluinya.

Jadi, beberapa bulan terakhir, sejak awal 2012, terjadi gonjang ganjing yang tidak mengenakkan di instansi tempatku bekerja. 
Diawali dari pergantian Kepala Bagian, di bagianku. Dan setelah itu, sangat cepat perkembangan yang tidak bisa terdefinisikan. Santer kabar yang aku tahu, perubahan ini menuju ke arah yang lebih baik. Tapi, suara-suara orang-orang yang tidak mampu menerima perubahan, berkata sebaliknya. 
Kepala bagian yang berubah, sistem berubah, cara kerja berubah, tingkat kepenatan berubah, dan beberapa perubahan-perubahan lainnya yang mengikuti. Dari beberapa perubahan itu, hanya satu yang aku sedikit susah mengikuti. Tentang tupoksi (tugas pokok dan fungsi) dan tugas-tugas lainnya yang aku rasa, aku belum waktunya menjamah bagian itu. 
Tertatih aku mencoba mempelajari satu persatu dan perlahan. Minim bimbingan, dan aku dituntut untuk belajar cepat dan tepat. Berjalan terseok di awal. 
Saat itu, saat terlemahku. Aku merasa begitu banyak beban yang ada di pundakku. Aku merasa tidak sanggup. Aku hampir ingin selalu menangis setiap malam. Aku hampir menyerah dan berputus asa saat pekerjaan semakin bertumpuk. Dicicil setiap hari pun, berasa tidak berkurang. Tekanan di kantor semakin bertambah dari hari ke hari. Deadline menghantui. 
Hampir setiap hari aku mengeluh. Mengeluh pada diri sendiri, mengeluh pada pacar, mengeluh pada teman, mengeluh pada Tuhan dalam hati. Mungkin disinlah satu kesalahanku. Hampir setiap hari aku bertengkar dengan pacar, hanya gara-gara aku yang sudah terlalu lelah untuk sekedar diajak mengobrol ringan. Dan kami kehilangan waktu-waktu intim untuk mengobrol atau sekedar bercanda lewat sms atau telepon.

Dan akhirnya tangisku pun tumpah. Diantara sujudku, aku berserah, berpasrah.
Sesenggukan, aku mencoba tidak memikirkan pekerjaan sedikitpun, tidak memikirkan apapun, hanya ada pada satu titik, pikiranku terpusat. Seakan semuanya tidak berarti lagi. Dan aku mencurahkan semuanya tanpa kata. Hanya air mata dan dan deruan nafas yang berbicara. Seakan lawan bicaraku sudah memahami, tanpa perlu aku berbanyak kata. Setelah beberapa senggukan, dan tenggorokan terasa sudah sangat kering, aku berasa seperti bangun dari tidur. Berasa aku terpejam sudah sangat lama. Aku tersadar dan seperti orang linglung. Lupa, apa yang baru saja aku lakukan. Yang aku ingat, aku hanya habis menangis. 
Alat sholat aku bereskan, dan aku beranjak tidur cepat. Seakan ingin segera bertemu besok. 
Datang, dan masuk ruangan. Seperti biasa, saat aku buka laci dan rak, tumpukan kertas dan map langsung menyeruak keluar. Seakan berebutan, minta diselesaikan. 
Hari itu aku menjalaninya sangat ringan. Seakan tidak ada beban dan deadline. Seharian aku berkutat dengan pekerjaan. Seakan ada yang mengarahkan, seakan ada yang menemani, aku mengerjakan denga sangat cepat, tanpa terburu-buru, dan sangat bersemangat.
Hari-hari setelah pengalaman 'bangun tidur' ku, aku rasakan semakin ringan, semakin bersemangat menyelesaikan semua pekerjaan. Mulai menganggap semuanya tidak lagi beban yang tidak bisa aku kuasai. Mungkin, aku sudah mendapatkan alurnya. Aku berasa bisa bernafas lagi. Dan hari ini, seluruh deadline sudah terkerjakan. Dan aku, 'LEGA'.
Rasanya lebih dari bersyukur yang ingin aku lakukan. Di saat seperti ini pun aku sukar berkata-kata. Seakan lawan bicaraku berkata "Tuh kan, bisa...".

Pelajaranku kali ini adalah, 
Tuhan tahu takaran pasti untuk beban yang bisa diangkat sepasang bahu manusia, dan Tuhan tidak akan pernah salah hitung. 
Itu versiku.

Kalo versi orang-orang :
Tuhan tidak akan pernah memberi cobaan  melebihi kemampuan hambanya.
Karena hati pun bisa tersenyum, walaupun tak terlihat, tapi terasa. Dan hati ku tersenyum saat menulis ini.
:)



a huge thanks for the Invisible Hand, 
Best regards and fully thankful.

Also thanks to my boy, @dwiNGRHA for showing me a strength, to stand and believe in God more and more. Jangan bosen ngingetin aku ya, sayang.

To all my friends, thanks for listening me always. 
To my beloved family, thanks for showing me faithfulness and an endless love.

Semoga pelajaran kali ini bermanfaat untuk kita semua.

Warm Regards,
RestiPucii

Tuesday 22 May 2012


No need to describe, but I Love You.

:)

Tisu Putih dan Noda Kopi

Tentang bagaimana kita memandang seseorang, menilai seseorang. 
Diawali dari tema kencan yang biasa saja awalnya. Aku dan pacarku berjalan-jalan, makan di suatu restoran pasta dan berujung pada sebuah kafe mungil di pusat ibukota. 
Memang, dia (pacarku) berjanji akan membagi sesuatu denganku. Sebuah pemahaman sederhana, yang setiap orang pasti mampu mengerti, tanpa diikuti dengan pemahaman yang pasti, dan minim implikasi di kehidupan sehari-hari. 
"O iya beb (panggilan sayangnya padaku), kayaknya ada sesuatu yang belum aku ceritain ke kamu", sergahnya mendadak.
"Apa itu?", tanyaku tak sabar.
Lantas dia mengambil selembar tisu. 
"Kamu liat, tisu ini warna apa?", tanya nya padaku
"Putih?", jawabku ragu, takut kalau-kalau aku sudah buta warna.
Diikuti anggukan dan bonus senyuman misterius khas nya.
Lama dia mencari sesuatu. Aku membantunya celingukan, tanpa tau apa yang dicarinya. Ternyata dia membutuhkan spidol. Karena aku, dia pun tidak ada yang membawa pena, akhirnya tak habis akal dia mengambil sedotan dari minumanku, mencelupkannya ke dalam cangkir kopi miliknya, lantas meneteskannya ke selembar tisu yang tadi diambilnya.
Setetes kecil, sampai-sampai aku sedikit susah melihatnya, saking tipisnya.
"Sekarang, apa yang kamu lihat?", tanya nya sambil memperlihatkan tisu putih tadi, yang sekarang ada setetes noda kopi.
"Emmmm, ada kopinya", jawabku percaya diri sambil nyengir. 
"Ini yang aku maksud. Anggap tisu putih ini kebaikan seseorang, dan setetes kopi ini kesalahan atau perbuatan buruk yang sudah dilakukannya. Kebanyakan orang, terlalu fokus pada setetes kecil kopi yang ada di hamparan tisu putih ini. Padahal kalo dilihat sekilas, warna putih yang ada masih sangat dominan, dibanding warna hitam kopi. Tapi, inilah kenyataanya, manusia kebanyakan selalu berfokus pada kesalahan manusia lainnya. Kesan awal yang sempurna, akan lebur seketika, saat kesalahan kecil sengaja atau tidak sengaja dilakukan", jelasnya panjang lebar.
"Lalu, kalo suatu saat tisu itu sudah didominasi noda, apakah kita tetap harus mencari warna putih yang masih tersisa?", tanyaku polos.
"Ya...", jawabnya dengan bonus senyum misteriusnya (lagi).
Aku pun tersenyum bangga. Bangga punya pacar, eh calon suami (amin) yang bisa memberiku pelajaran semacam ini. 
Satu lagi pelajaran yang bisa kami bagi bersama.
Entah darimana sumber yang dia dapat, aku lupa menanyakannya.
Tapi, ini sudah pelajaran yang kesekian yang dia bagi denganku.
Bahagia, menikmati sesi belajar bersama yang dia buat di setiap acara kencan.
:)


Dont judge people by their mistakes, but kindness that they've made.


Semoga pelajaran yang kami bagi kali ini, bermanfaat buat kita semua yaa..
Amin...




Warm Regards,
RestiPucii

Monday 21 May 2012

Remake-up

Well, I've remade up this blog. Hope it will be much better and could give me more passion to have my own handwriting. Also I have changed the title, become "R for Rainbow".
And fully expecting, this blog can more represent my self, my personality, and be useful for others.
:)


Thanks for visiting..


Warm Regards,
Resti.Pucii

Friday 18 May 2012

Daddy, how are you?


The best father of mine. 
Mr. Soepantjoro.
He was born on December 24th 1959. Yes, He is not young anymore. I dont know exactly where he was born, and everytime I asked for, he would be angry and he would say "Ah, you always don't care with me". (Sorry, dad :D ) hehehe... but of course, he's not serious.
He's the first son on his family. Not because I'm her daughter, I would like to say that my father is very handsome. :D
I called him "amah" from the word "Rama".
Rama has the same meaning with father, it usually used by Javanese people.
My father, very seldom, be angry with her son and daughters. Whenever he want to be angry, he's only keep silent. Not talk too much.
Every decision in my family, is made by him. 
When my friends asked me to go to somewhere, my father was the first person who need to know anything, such as, where I will go, with whom I will go, how long I will go with them, etc. Sometimes, its so annoying, but recently, I understand that he only doesn't want to hear anything goes wrong with me, with all his kids. 
I love my Amah.