Monday, 27 August 2012

Me and My Brother


Woaaaaaa....!!! The nicest picture of mine. Wuuuups, I mean, the nicest picture of me and my brother. :)
I found it accidentally, when I felt so bored this afternoon, and I opened this, clicked that, wrote this, draw that, and anything. Then I found this!
Well, this cute picture was taken at Malang, East Java, my lovely hometown, the place where I found my first love (ups), the town where I graduated my college and become young bachelor, the town where I found my everlasting love. Those man, yes, the only man whose hand was holding my hand and his another hand was on my shoulder, was my brother. We were in, emmm, I am not pretty sure, but I try to remember that we were at my auntie's house at Sawojajar. What age? I am not really know, I was at what age at that time. When I showed this picture to my mom, she said that I already cried for something she did forget about. Then, you can see, my eyes, were swollen. Okay, lets stop telling the eyes of mine. I realize, they were so, so, so, swollen, round, big, and whatever.


Rossi Ernawan. Yes, he is my brother. The most handsome, kind, patient, and calm brother. I love him. I live with him, since I was a baby (of course, you both were sibling).
We have the same kindergarten, the same elementary school, until junior high school. So that, we were so close each other. But, you will not believe, that we're never agreed and almost quarell(ed) the whole time we were together. I dont know why, every little things could cause our fray. Hahaha, at least it was over when we were live and we struggle together in Jakarta. I feel so need him, he felt it too. Almost 2 years live together at my aunt's home in Jakarta, made us closer each other, giving support was the only thing we need at that time. Until at the day, when he decided to go back to our hometown, Malang. I was so sad, but I know and I should be more understand, it will be the best way for him. Until now, I always feel alone, when remember him and every time we have spend together at this town, Jakarta. And, this picture below, was the last day we stand together, before finally he stayed in East Java right now.
I accompanied him to go to Gambir station. I was so sad at that time, but I tried not to showed it to him. I start to be stronger, since he left. Well, until now, I can't be really strong and always feel lonely. But I am not stop to try, brad. You know, I can through this by my way.


Now, he already has his own life. He was a husband now. He has his new responsibility, to his wife, and his children later. Hope you always has the best for your life. Don't you forget, that my love for you will not be vanished by the time, situation or another bad thing around us, though I never say that, but you should know, that I REALLY LOVE YOU. Take care of your self and your wife. 

Warm regards,
Your little sister

RestiPucii

Thursday, 23 August 2012

Does anyone care?

Is anyone care? 
When this loneliness is killing me continuously. 
Is anyone care?
When I feel empty and nothing can fill this emptiness.
When I am totally missing my family, my mom, my dad and absolutely the fragrance of my home's. 
I am really lonely. It's not just a kind of the mourning of mine, a little girl with her strange new life. That was what I felt, and I don't have an exit. 
My heart, my life, my soul, are extremely empty. 
Where should I step my legs, what should I do, whose name I should call, whenever I feel this.
Is anyone care?
Feel like I face this whole strange and absurd world alone. No one beside me just to make me feel like I am not alone. No one in front of me, just to show me, which way I should choose. No one behind me, just to keep me, keep my step in order to make it still in the right way. I am totally lost. Lost in this fake world. 
The sun has raised and setted thousand times, and I still feel nothing. I am just going nowhere. Still being useless and 
What is distance? what is time? Why are you both, so disturbing?
Should I pretend to be strong, but deep inside my soul's totally weak. 
I need a help. I don't really know, who can help me. Find me a way out. Show me the key, then I will open this door. 
I lost, I locked.
I am no one. 
I am nothing.
I am, what???

Wednesday, 22 August 2012

Titip Rindu untuk Sahabat

Well, kepulangan saya dalam rangka lebaran kemarin membawa sedikit oleh-oleh cerita. Cerita tentang seorang sahabat yang lucu, dan baik hati semasa kuliah. Sahabat yang tidak banyak bicara, tetapi sangat bermakna. 
Jadi, kunjungan pertama saya saat tiba di rumah setelah sungkem dengan Bapak, Ibu, adalah kamar. Kamar pribadi saya, dimana saya menghabiskan ribuan hari di dalamnya. Bercengkerama bersama diri sendiri, tumpukan kertas tugas, dan terkadang bercerita tentang masa lalu dengan om dinding yang siap mendengarkan.
Saat iseng memperhatikan isi kamar yang tidak pernah berubah semenjak kepergian saya ke Jakarta, kemudian mata saya menemukan secarik kertas yang menjuntai dibalik bingkai sebuah foto.  Foto saya bersama dua sahabat saya semasa kuliah. Saya tidak ingat benar, kapan saya memperoleh foto ini, dan kenapa foto ini bisa nangkring dengan indahnya di atas meja belajar saya. 

(dari kiri: Dida Angga Permana, Resti Dian Ramadhani, Septilia Nuri Herawati)

Ya. Cukup lama saya memperhatikan foto itu. Mengingat-ingat apa yang terjadi saat itu. 
Dan untaian kertas di baliknya pun, memberikan jawaban pasti. 

Ya. Ini sebuah hadiah ulang tahun dari sahabat saya tercinta. Dida Angga Permana. 
Begini, saya coba tulis ulang kalimatnya:

"Gawe, Damel : Pucy, My sister, Mata Luna Maya, Perut cemblung.
Met ultah yang ke 200, eh salah baru ke 20, tapi wis tuwek, tapi tambah pinter kog, tambah cantiq, TAPI BOONG.
Pesenku:
-Rajin Sholat
-Gak Cengeng
-Tambah Pintar (membohongi Ortu)
-Rajin Makan
-Selalu IKHLAS.
Tekok: : Dida, Angga, TemenMu, SahabatMu, Kethek, AbangMu."

Well, bahasanya cukup roaming kalo tidak diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia yang baik dan benar ya?

Sedikit terjemahan:
Gawe = Damel = Untuk
Tapi wis tuwek =  Tapi udah tua (sial!)
Tekok = dari

Kurang lebih begitu, bahasa manusianya. hehe

Well, yea, Dida Angga Permana, saya deklarasikan sebagai abang saya semasa kuliah. Kami mulai kenal saat mengikuti organisasi Himpunan di perkuliahan. Kesan awal saya tentang bang Dida: cablak, berisik, rese', nyebelin. Sejak awal dipertemukan, saya langsung merasa sreg, dengan manusia satu itu. Bukan apa-apa, tapi kepiawaiannya memimpin, berbicara di depan umum, kemampuannya memecah kebekuan suasana, dan keahliannya membuat suasana porak poranda, membuat saya betah dekat dengan abang satu ini. Walaupun, tidak jarang, saya diisengin, dijadiin bahan, tapi yah, nggak bakal seru, kalo sahabatan ga pake sebel. 
Dia, manusia pertama yang saya akan cari, saya akan hubungi saat masalah apapun melanda hidup saya. Tentunya semasa kuliah, sebelum dan sesudah kuliah, beda situasi. 
Dari kalimat-kalimatnya yang dikirimkan bersamaan dengan kado ultah ke 20 saya itu, tersirat, beberapa harapannya tentang diri saya yang ingin sekali dia lihat dan rasakan. 
1. Rajin Sholat. Bukan karena saya tidak pernah sholat, jadi dia menyisipkan kalimat ini di awal. Tapi, karena dengan sholat, kita akan lebih bisa mengenal Allah, mendekatkan diri denganNya. Tidak jarang juga, saya diajak untuk benar-benar "sholat" olehnya. Teringat pesan bang Dida tentang sholat: "Memang susah, aku pun juga masih dalam tahap belajar, rasakan sholatmu, kalo perlu ga usah berjamaah dulu, karena kalo belum kebiasa benar-benar sholat, kita bakal susah konsentrasi. Rasakan ruku'mu, rasakan sujudmu, rasakan berdirimu. :') 
Dia memberikan banyak pelajaran dan ilmu tentang bagaimana mengisi hati kita yang kosong. 
2. Gak Cengeng. Haha. Ini paling susah. Lagi-lagi bukan berarti saya selalu menangis di depannya. Hampir nggak pernah rasanya, saya menangis di depan bang Dida. Tapi dia selalu tahu, kalau saya terlalu sering menangis dalam hati karena salah memaknai segala cobaan dalam hidup ini. Padahal, kalo dibandingkan dengan cobaan yang dia hadapi, cobaan yang dibebankan pada saya, bukanlah apa-apa. Bagai kapas yang diadu timbang dengan mesin printer. Kenapa mesin printer? Karena saya kehabisan kata benda, dan yang ada di depan mata saya saat ini adalah mesin printer. :p . Untuk harapan yang satu ini masih susah. Jujur.
3. tambah pintar (membohongi ortu). Untuk yang satu ini, sebenarnya dia tau, bahwa saya pintar, tapi tidak ingin mengakuinya saja. ahhahaha.. (peace, mas bro). dan kenapa gituh, ditambahi membohongi ortu... bzzzz
4. Rajin makan. hahaha. Ya, saya doyan makan semasa kuliah. Itulah mengapa jadinya saya dipanggil perut cemblung, gembul, dan sebagainya.
5. Selalu IKHLAS. Kenapa Ikhlas nya pake CAPSLOCK? Ya, hampir setiap curhatan berujung dengan kata ikhlas. Bang Dida, menunjukkan pada saya, bagaimana ikhlas itu. Dan saya tahu, bagaimana ikhlas, tapi saya belum bisa mengamalkannya sehebat bang Dida. Sampai saat ini, saya masih meraba-raba, bang, bagaimana menjadi ikhlas. Doakan adikmu ini sukses mencapai tahap ikhlas sesungguhnya. :) Dan terima kasih, atas pinjaman buku Quantum Ikhlasnya. Sungguh bermanfaat.

Aaaahhh, saya sangat merindukan masa-masa itu. Masa-masa saat saya masih punya 'tempat', masih punya orang-orang yang selalu menguatkan dan membuat saya tidak pernah merasa sendiri dan kesepian. 
Sekarang saya harus membangun kekuatan saya sendiri, mendirikan "bangunan" saya sendiri. Sungguh, saya merindukan kalian semua. 
Semoga setiap langkah bang Dida dan teman-teman selalu mendapat ridho dan karunia Allah SWT. Amin.

Jaga Sahabat-sahabat tercintaku, Ya Allah..
:)


Warm Regards,
RestiPucii